Korespodensi Pertemuan Ke 3 Komunikasi Yang Efektif
Karakteristik Utama Komunikasi yang Efektif
Sampai disini Anda telah memahami pentingnya
komunikasi, pengertian komunikasi beserta
unsur-unsur utama yang terlibat dalam proses komunikasi. Sepintas,
definisi komunikasi itu sepertinya sangat sederhana
dan semua orang mampu melaksanakannya. Tetapi nanti dulu, karena
persoalan utama komunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan lalu
kemudian persoalannya sudah selesai. Ada hal yang sangat mendasar,
yakni
apakah pesan yang disampaiakan itu dimengerti oleh penerima
pesan
sesuai dengan apa yang dimaksudkan penyampai pesan? Tentu ini bukan
persoalan mudah, faktanya berbagai peristiwa komunikasi baik yang
dilakukan oleh guru dengan siswanya, orang tua dengan anaknya, manajer
dengan bawahannya, suami dengan istrinya sekalipun sering
terjadi
salah pengertian (miss
understanding). Coba kita simak percakapan
sepasang remaja berikut ini:
Nah, coba
simak percakapan antara Desi dan Dimas di atas, bukankah
komunikasi berlangsung terus bukan? Ya memang terjadi peristiwa
komunkasi antara Desi dan Dimas bahkan ketika kedua-duanya diam
seribu bahasa. Namun yang muncul kemudian tidak terjadi saling pengertian,
tidak terjadi kesamaan makna. Saling pengertian atau kesamaan
makna itulah yang disebut dengan karakteristik utama komunikasi
yang efektif. Dengan kata lain, suatu komukasi dikatakan efektif
jika diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi terjadi saling
pengertian atau kesamaan makna. Hal ini sejalan dengan asal kata komunikasi,
yaitu communicatio
(bahasa latin) yang bersumber dari perkataan communis
mengandung arti ”sama” atau ”membuat sama”. Sama
disini maksudnya ”sama makna” atau ”sama arti
Adanya
saling penegertian atau kesamaan makna dalam berkomunikasi dapat diibaratkan sebagai dua buah
lingkaran yang bertindih satu sama lain (lingkaran hitam).
Lingkaran hitam itu oleh Wilbur Schramm salah seorang pakar komunikasi
dinamakan field
of experience
(bidang pengalaman, kerangka acuan) dan dipandang factor penting
untuk terjadinya komunikasi. Dalam arti lain, bidang pengalaman antara
komunikator sama dengan komunikan, maka komunikasi akan berlangsung
efektif. Sebaliknya, jika bidang pengalaman komunikator tidak
sama dengan komunikan, maka akan timbul kesulitan untuk terjadinya
saling pengertian
Gambar 3:
Ktak kesamaan makna
Gambar
di atas, mengilustrasikan bahwa jika lingkaran hitam atau kerangka
pengalaman (field of experience) semakin
menyebar menutupi lingkaran X dan Y yang akhirnya terbentuk suatu
lingkaran yang sama, maka makin besar pula peluang
terciptanya saling pengertian atau kesamaan makna diantara orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata lain komunikasi itu
mengena (efektif). Sebaliknya jika lingkaran hitam atau kerangka
pengalaman (field of experience) semakin
mengecil
dan menjauh apalagi sampai mengisolasi pada lingkarannya masing-masing
(lingkaran X dan Y), maka komunikasi akan gagal atau dengan kata lain tidak efektif sebagaimana
yang terjadi pada cerita Dimas dan Desi di atas.
Pertanyaan
yang muncul kemudian adalah bagaimana caranya agar komunikasi kita itu efektif, sementara dilain
pihak kerangka pengalaman kita dengan orang yang diajak
berkomunikasi belum tentu sama atau relatif berbeda? Agar Anda dapat menemukan
jawaban atas pertanyaan tadi
Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Secara Efektif
Dalam praktek berkomunikasi biasanya
kita akan menemui berbagai macam hambatan yang jika
tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses
komunikasi yang terjadi menjadi siasia. Atau dengan kata lain komunikasi kita
tidak efektif. Ada sejumlah faktor yang dapat menimbulkan
kendala dalam berkomunikasi, yaitu:
Pengaruh
perbedaan status (status effects).
Ini dapat terjadi jika salah seorang memiliki status
sosial yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki dibandingkan
dengan yang lainnya.
Permasalahan
semantik (semantic problems). Terjadi ketika orang menggunakan
kata-kata yang sama dengan cara berbeda, atau kata-kata yang
berbeda dengan cara yang sama. Tahukan Anda kata ”charge” dalam
bahasa inggris mempunyai lima belas (15) arti yang berbeda.
Permasalahan
semantik juga muncul ketika orang menggunakan jargon jargon atau
bahasa yang terdapat di luar kamus orang lain dan mengharapkan
mereka memahaminya.
enyimpangan
persepsi (perceptual distortions). Dapat terjadi oleh konsep
atau pengenalan diri atau pemahaman yang buruk terhadap orang lain
Perbedaanbudaya
(cultural
differences).
Terjadi akibat dari pengalaman lingkungan sosial dan
keagamaan orang berbeda. Di
sebagian
besar negara-negara di dunia, menganggukkan kepada menandakan
persetujuan, sedangkan menggelengkan kepala menandakan ketidak
setujuan. Namun tidak demikian halnya dibeberapa bagian India justru ditemukan
hal yang sebaliknya. Gangguan yang bersifat fisik (physical
distractons).
Dapat terjadi akibat dari ruangan dengan sistem kedap suara kurang
memadai, suara mesin tik diruangan lain, sistem penerangan yang
buruk, gerakan tubuh yang tanpa sadar sering dilakukan,
dan lain sebagainya. Pilihan saluran komunikasi yang
buruk (poor choice
of communication
channel).
Dapat terjadi akibat kesalahan pemilihan media
komunkasi
yang tidak tepat. Misalnya, meminta laporan keuangan secara terperinci
melalui telepon.
Tidak
ada umpan balik (no feedback). Dapat
terjadi akibat dari komunikasi satu arah. Dalam situasi
yang rumit, komuikasi dua arah memungkinkan adanya timbal balik
sehingga dapat membantu komunikator dan komunikan untuk
mengukur tingkat pemahaman masingmasing terhadap pesan. Lebih dari itu,
komunikasi dua arah dapat menyingkap kesalah pahaman diantara
mereka. Secara
teknis hambatan-hambatan komunikasi di atas, dapat dijelaskan
lebih lanjut berikut ini.:
a.
Cara berkomunikasi
tidak disesuaikan dengan tingkatan bahasa para pendengarnya
(komunikan). Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SD akan kesulitan untuk mengerti
pembicaraan seorang sarjana
teknik yang berbicara menggunakan
istilah-istilah tekniknya.
b.
Cara berkomunikasi tidak disesuaikan dengan
keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya. Sekelompok
remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan
mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita
yang disampaikan seorang ibu rumah tangga.
c.
Cara berkomunikasi kita tidak disesuaikan dengan
tingkatan kelas social para pendengar. Sekelompok petani didesa tentunya
tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan tentang
perdagangan saham, valuta asing (valas) dari seorang sarjana ekonomi.
d.
Tidak memahami latar belakang
serta nilai-nilai yang dianut oleh para pendengarnya. Seorang ahli presentasipun akan sangat kesulitan
menembus dan merubah keyakinan seseorang atau sekelompok
masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok nasi menjadi gandum, kentang
atau lainnya.
Dengan demikian, dalam berkomunikasi Anda harus
paham betul bahwa bagaimana dan seperti apa sudut pandang
komunikan terhadap apa yang didengar, dilihat atau dimengerti itu
sangat di bentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi komunikan. Inilah
esensi utama dalam berkomuniksi yang jika diuraikan lebih jauh
tercermin dalam The
5 Inevitable
Laws of Efffective Communication (lima hukum komunikasi efektif)
yang dikenal dengan REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble).respect
(sikap menghargai), Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Anda harus ingat bahwa manusia ingin dihargai
dan dianggap penting. Bahkan, ketika Anda harus mengkritik atau
memarahi sekalipun,
lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan
seseorang. Suatu komunikasi yang dibangun atas dasar
sikap saling menghargai dan menghormati, akan membangun kerjasama
diantara orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ingat ucapan
Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence
People, bahwa ”rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar
dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan
yang jujur dan tulus”. Mengapa demikian, karena prinsip paling
dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Ini pula
yang menjadi salah
satu rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The
One Minute Manager. Empathy, adalah
kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang
lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah
kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu
sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang
lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi
dengan orang lain. Sikap empati akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan
cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Dalam ilmu pemasaran (marketing)
memahami perilaku konsumen (consumer’s
behavior)
merupakan salah satu kuncinya. Dengan memahami perilaku konsumen,
maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan,
minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya
dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun
mitra kerja dalam bisnis. Jadi sebelum Anda membangun komunikasi
atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan
empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita
akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan
psikologis atau penolakan dari penerima.
Audible, mengandung
arti dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar
terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan. Dalam komunikasi bisnis, hukum ini mengacu pada kemampuan
Anda untuk menggunakan berbagai media atau delivery
channel maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual lainnya
yang akan membantu
Anda agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi
personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau
sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Clarity,
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkana. Clarity juga
dapat diartikan sebagai keterbukaan dan transparansi. Tentu dalam berkomunikasi Anda perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust)
penerima pesan terhadap Anda sebagai penyampai pesan. Tanpa keterbukaan akan
timbul sikap saling
curiga yang pada akhirnya akan menurunkan semangat dan antusiasme dalam
membangun kerjasama bisnis.
Humble,
dapat diartikan sebagai sikap rendah hati (bukan
rendah diri). Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan
hukum yang pertama yaitu membangun rasa menghargai orang yang diberi
pesan. Dalam arti, menghargai orang yang diberi pesan dapat dilakukan
dengan
memperlihatkan sikap rendah hati Anda. Inilah lima hukum berkomunikasi yang dapat Anda
praktekan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagi pribadi
maupun sebagai profesional ketika Anda dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Perlu dipahami kelima hukum bekomunikasi di atas tidak
hanya diperlihatkan melalui kata-kata saja, tetapi juga harus Anda
tampilkan lewat sikap tubuh Anda. Misalnya, pandangan pata, gerakan
tangan, gerakan kepala, dan sebagainya. Ucapan yang keluar dari mulut Anda
bisa berbohong, tetapi sikap tubuh Anda akan mencerminkan pikiran
dan perasaan Anda yang sebenarnya
Komentar
Posting Komentar